Tuesday, December 4, 2012

when I lost my half soul Part 1

Postingan ini sebenernya udah gue tulis di awal tahun ini. Tapi masih aja ngedekem file ini di draft gue. Oke, gak ada yang gue rubah dalam postingan gue ini. Inget, jadi kalau ada hal-hal yang aneh (seperti menyebutkan nama pacar atau apa, itu terjadi pada saat itu ya, bukan sekarang) Let's check it. :) 


10 Februari 2012 (tanggal gue menulis draft ini)

Hai, udah lama banget ya gak nulis-nulis di sini. Hari ini, iya tepat hari ini mamaku ulang tahun. Hehe.
 Wah belum gue tulis ya, belum gue ceritain ya, mama udah di surga. J
Hari ini gue mau cerita kronologis bagaimana akhirnya mama pergi. Waktu itu gue masih di Singapore, iya masih magang. Sejujurnya, gue berkali-kali mimpi mama meninggal. Tapi gue beranggapan itu tanda panjang umur. Mimpinya macem-macem dari mama jalan-jalan sama gue nyamperin gue ke singapore dan nunjukkin batu nisan kuburan tapi gue ga tau itu punya siapa. Sampai pada suatu malam, gue kecapekan pulang kerja dan tidur. Tiba-tiba gue mimpi, Mama meninggal (lagi), gue bangun shock dan dari bangun tidur gue reflek keluar airmata, gue langsung ngomong sama Vina (temen sekamar gue di Singapore) yang udah bangun.
“Vin, aku mimpi mama ku meninggal lagi.”
“aaah, anyet. Gak kok gak apa-apa, udah kamu tidur lagi gih.”
Gue langsung tidur lagi, dan malah apa? Gue mimpi lagi. Kaya lanjutan mimpi gue. Bedanya Mama ngomong sama gue. Kita jalan-jalan berdua dan yang bikin gue lebih shock lagi, gue dan Mama jalan-jalan ke masa-masa kecil gue. Mama nunjuk ke arah anak perempuan yang masih ngedot pake baju warna merah dikuncir pake bando yang lagi digendong ibunya. Ya itu gue, dan Mama. Setelah bagian itu, gue lihat gue (lain tempat) ke supermarket sama Mama, gue inget banget itu gue waktu kelas 1 SMP yang masih addict sm Harry Potter. Gue lagi beli tempat pensil, pensil, dan penghapus Harry Potter sama Mama. Dan waktu itu penghapusnya gak ada dibelanjaan kita tapi ada harganya di bon. Harga penghapusnya ga seberapa, murah. Tapi gue ngambek ke Mama ngotot mau penghapus itu ( dasar nyusahin aja gue emang waku itu ) dan Mama langsung ke kasir, Mama minta penghapus itu mati-matian sampai dilihatin orang-orang disitu. Gue inget ada orang yang ngomong “bu, penghapus murah beli lagi aja sampe kaya gini banget.” Mama jawab, “bukan masalah harga penghapusnya, tapi penghapus itu kesukaan anak saya, saya mau kasih dia, saya lakuin apa aja biar anak saya seneng.” Gue lihat itu, iya gue inget kejadian itu. Itu Cuma perjuangan kecil dari Mama, masih banyak lagi perjuangan Mama.
Gue (yang sekarang dimimpi itu ) ngelihat Mama. Kemudian Mama bilang, “nak, hidup mati mama udah mama kasih ke anak-anak mama, mama ga minta uang kamu nak, mama minta bakti kamu untuk mama, mama minta kamu nak.” Gue bangun dari mimpi itu, bangun-bangun airmata gue banjir lebih dari mimpi sebelumnya. Gue langsung BBM ade-ade gue. Dan Dimas, ade gue ngirim foto payudara mama yang udah abis gara-gara kanker itu. Sebelum berangkat payudara mama masih kering walau sudah diangkat sebelah. Tapi yang gue terima, foto dada Mama yang sudah basah dan bernanah. Yang jelas gue udah shock dan mau pingsan lihat itu. Fyi, iya emang gue berangkat ke Singapore yang mana sebenarnya gaji magang ini buat Mama yang mana Mama adalah Ibu sekaligus Ayah buat gue dan adik-adik gue. Mama tulang punggung, kepala rumah tangga, dan juga Ibu rumah tangga. Seribu jempol gak akan pernah cukup untuk pahlawan gue ini. ( kamu lebih dari seorang idola bagi aku ma )

Cerita bagaimana gue pulang itu juga hebat luar biasa dan subhanallah. Mama yang tau gue mau pulang emang seneng banget. Padahal sebelumnya setiap gue telepon Mama, Mama selalu nangis dan ngomong macem-macem yang nggak-nggak. Gue pun pulang ga segampang itu. Gue harus bayar penalty karena gak menyelesaikan kontrak magang yang harusnya sampai February. Jumlah penalty nya lebih kurang 450 dollar singapore. Mama yang langsung pengen ngirim uang untuk bayar penalty gue, gue tahan. ( coba pikir, gue berangkat untuk beliau, tapi kenapa beliau lagi yang biayain gue )
Gue dengan santai bilang, “Ma, ga usah mikirin pembayaran aku pulang, urusin buat Mama aja, mba ajeng cari sendiri di sini ya uangnya”. Gue sholat dhuha setiap hari. Gue sempet mikir dapet uang darimana kok bisa gue sesantai itu. Tapi Allah itu luar biasa baik, temen-temen SMA gue, Magichan Nedizy atau MCZ yang pernah gue ceritain, mereka patungan, dan ... Laras bbm gue, “cek email lo ya, nia udah ngirim tiket lo pulang, lo ga usah mikir apa-apa, yang penting lo pulang, apa lagi yang bisa kita bantu nyet?” . Gue sayaaang banget sm lo semua ( MCZ ). Subhanallah gue sujud syukur, tiket pulang udah ada.

Dan yang paling sweet, Adhadi, pacar aku yang biasa aku panggil bucuk itu. Dia ngirim uang untuk membantu gue pulang. Yang jelas uang itu udah membantu lebih dari setengah pembayaran penalty gue. Emang bucuk beberapa kali nawarin untuk membantu gue kalau gue susah di sana, sebelumnya gue selalu ga mau dan nolak karena ga mau bikin dia susah dan repot. Tapi saat keadaan Mama udah genting begini gue ga bisa berbuat apa-apa selain nerima bantuan. Padahal tadinya uang dia itu untuk nyamperin gue ke Singapore loh, dia mau nemenin gue satu bulan di Singapore ( udah sempet-sempet nyari penginapan ). Tapi dia bilang “anggep aja ini sama aja aku jemput kamu kesana”. Ah pokoknya pengen peluk kamu banget cuk. Love you.

Dan gue pikir, gue udah bisa pulang walau pas-pasan dan ga bawa apa-apa. Karena gaji gue yang baru keluar setengah dan kiriman dari Bucuk udah cukup untuk bayar penalty. Tapi apa? Makcik (seorang wanita yang sudah paruh baya yang kerja ditempat yang sama dengan gue ) menyisihkan uang nya untuk gue biar gue bisa pulang dan itu ga sedikit, hampir sama dengan uang penalty gue. Emang waktu itu gue mau perpisahan gitu sama Makcik, gue yang waktu itu Cuma bisa kasih tasbih dan jilbab juga foto kita berdua untuk kenang-kenangan, tapi dia malah nyodorin amplop yang isinya dana untuk membantu gue. ( Makcik itu bener-bener kaya malaikat, ibu peri, atau apalah yang jelas saat di Singapore dia yang melindungi dan menyanyangi gue, mungkin karena kurang lebih jalan cerita hidup kita sama. Makcik juga seorang wanita kuat yang tangguh yang membiayai anak-anaknya sendirian yang sudah amat sangat lama berpisah dari suaminya. Fyi, Makcik dulunya WNI asli loh, tapi di tahun 80-an dia pindah ke Singapore dan jadi warga sini. Dia lah yang selalu gue peluk waktu gue sedih inget nyokap dan gue curhatin dari keluarga, pacar, dan semua. Makcik juga yang suka nyelipin makanan, pizza, atau soup kalau gue kecapekan kerja dan habis dimarah-marahin manajer. I miss you cik! ). Kemudian ada Mam shara yang bantu gue juga, dia kasih uang buat gue pegangan atau jajan. Yang mana uang nya gue pake buat beli sepatu untuk Mama. Iya tadinya sepatu itu untuk Mama jalan-jalan. Karena gue nemu sepatu yang mama cari-cari.

Dan jadilah pada tanggal 25 Oktober 2011 gue pulang. Gue sengaja udah ga aktifin BBM karena tanggung mau TOP UP juga udah mau pulang. Tapi, pas lagi iseng-iseng internetan dinotebook gue lihat Direct Message di twitter dari Laras MCZ. “nyokap lo masuk rumah sakit nyet, kbarin ya kalau udah sampe”. Gue pikir Mama kontrol biasa ke rumah sakit atau apa. Tapi waktu gue masih di Changi Airport, Bucuk nelpon gue. Dia bilang Mama dirawat dirumah sakit dan ade-ade gue udah di sana. Gue masih positive thinking Mama Cuma kontrol atau gimana lah. Bucuk yang waktu itu jemput gue sendiri ke Soekarno-Hatta. Ya kurang lebih sampe Jakarta jam 21.00.  Sampai Soetta, gue finally ketemu juga sama Bucuk ( bukan lebay atau apa, gue juga kangen nya nampol banget ke dia ) dan we hugged each other. Waktu lagi nyari taksi, gue tlp adik gue. Dan yang ngangkat, Mama. “Mama, aku udah sampe Ma.” 

Sunday, December 2, 2012

IT IS BETTER TO SAY THIS

GOOD BYE - Miley Cyrus

I can honestly say
You've been on my mind
Since I woke up today, up today
I look at your photograph all the time
These memories come back to life
And I don't mind

I remember when we kissed
I still feel it on my lips
The time that you danced with me
With no music playing
I remember those simple things
I remember 'till I cry
But the one thing I wish I'd forget
A memory I want to forget
Is goodbye

I woke up this morning
And played our song
And through my tears I sang along
I picked up the phone and than
Put it down
Cause I know I'm waisting my time
And I don't mind

I remember when we kissed
I still feel it on my lips
The time that you danced with me
With no music playing
I remember those simple things
I remember 'till I cry
But the one thing I wish I'd forget
A memory I want to forget

Suddenly my cell phone's blowing up
With your ring tone
I hesitate but answer it anyway
You sound so alone
And I'm surprised to hear you say

You remember when we kissed
You still feel it on your lips
The time that you danced with me
With no music playing
You remember those simple things
We talked 'till we cried
You said that your biggest regret
The one that you wish I'd forget
Is saying goodbye

Saying goodbye
Oh, Goodbye



untuk kamu.
don't ever you think I never think about you, I never be missing you. I care and think about you. I miss you a lot. aku rindu semua. kamu jatoh di sana pun aku kepikiran. gak usah jatuh, kamu hari-hari biasa juga aku pasti mikir kamu di sana bagaimana, sedang apa, kenapa. Tapi maaf kalau kita harus begini. harusnya kita bisa ngomong langsung. kita diam tanpa kata, ga ada yang bisa aku omongin lagi. we are still being a friend. a very close friend. Thank you. :)

:')