Monday, October 7, 2019

Aktif Menulis Kembali Melalui Blog

Dalam tahun ini sudah 3x aku mengikuti kelas menulis online melalui whatsapp. Kali pertama belajar menulis artikel di IDN Times, lalu membuat Buku Antologi bersama-sama peserta kelas menulis lainnya, dan yang baru saja aku ikuti saat ini ialah kelas menulis blog. Menulis memang sudah aku masukkan ke dalam resolusiku tahun ini untuk semakin rajin mengolah dunia literasi dengan menulis dan membaca.

Aku membaca ulang blog ku, rasanya seperti rumah yang sudah tidak lama berpenghuni, berdebu, berantakan, banyak sarang laba-laba. Hehe. Maka dari itu aku coba mengulik blog ku kembali, alasannya sederhana, aku ingin memulai jurnal kehidupan lagi, aku merasa blog adalah tempat yang tepat untuk menuang isi pikiran dan hatiku saat ini. Dimana sosial media lainnya yang kurasa terlalu terbuka untuk publik, blog seperti memberikan ruang sendiri tanpa dihakimi atau dinilai salah atau benar oleh banyak orang.

Aku sadari banyak sekali hambatan menulis dari diriku saat ini, punya anak batita di rumah yang selalu ingin bersama Ibunya pasti perlu tekad kuat untuk bisa menulis produktif. Seringkali ide-ide mengalir begitu saja tapi tidak aku tuang dalam bentuk tulisan yang nyata.

Beberapa kali aku mengusahakan untuk tetap membaca satu buku dalam satu bulan. Baru minggu lalu aku pergi ke Perpustakaan Nasional di Jl. Merdeka, aku mendaftarkan menjadi anggota. Sudah lama aku tidak menghabiskan waktu ke Perpustakaan. Aku sadar hanya butuh satu buku untuk bisa membuat kite mencintai buku, maka carilah buku itu. Begitu yang di ucapkan Najwa Shihab, Duta Baca Indonesia saat ini.



Hari Minggu kemarin, 6 Oktober 2019, aku menghadiri IdeaFest yang diadakan di JCC Senayan, salah seorang pembicara dalam tema Inovation in Media mengatakan bahwa minat membaca dan menulis orang Indonesia sangat sedikit. Hal ini membuat orang Indonesia menjadi gampang termakan hoax dan berita bodong, karena malas membaca atau melakukan research karena ingin instan mendapatkan berita. Berbahaya bukan? Alih-alih ingin berbagi informasi melalui tulisan dalam status atau media sosialnya, malah menjadi penyebar hoax karena kurang membaca.

Dulu waktu masih kuliah, aku bisa membaca buku seharian dan banyak membuat tulisan dalam agendaku atau buku harianku. Harapanku setelah mengikuti kelas ini, aku bisa konsisten untuk terus menulis apapun alasannya. Aku bisa menyempatkan waktu untuk setidaknya dalam sehari aku bisa mengeluarkan ide dan pikiranku dalam sebuah tulisan sederhana. Karena jujur, menulis membuatkan nyaman dan lega untuk melampiaskan emosi dan perasaan. Jelas benar bahwa menulis merupakan sebuah terapi terhadap diri sendiri.


No comments:

Post a Comment